dmonlivedmonlive
BerandaNewsSound Healing, Tren Baru Atasi Stres?

Sound Healing, Tren Baru Atasi Stres?

Ngobrol Games – Di tengah gaya hidup modern yang makin padat, cepat, dan penuh tekanan, stres seolah jadi teman akrab bagi banyak orang. Entah karena pekerjaan, tugas kuliah, drama kehidupan sosial, atau bahkan informasi berlebihan dari media sosial—semuanya bisa bikin kepala terasa penuh. Nah, menariknya, di antara berbagai metode untuk mengelola stres, belakangan ini muncul satu tren yang mulai banyak diperbincangkan: sound healing.

Apa sih sebenarnya sound healing itu? Dan benarkah bisa jadi solusi efektif buat mengatasi stres, terutama untuk kamu yang mungkin udah lelah dengan cara-cara mainstream kayak meditasi atau yoga?

Yuk, kita bahas dari awal secara santai tapi tetap berbobot.

Apa Itu Sound Healing?

Sound healing atau terapi suara adalah metode penyembuhan yang menggunakan gelombang suara sebagai alat untuk menenangkan pikiran dan tubuh. Suara-suara ini bisa berasal dari berbagai sumber—seperti singing bowl, gong, alat musik etnik, chime, bahkan suara alam atau instrumen digital dengan frekuensi tertentu.

Tujuannya? Untuk membantu tubuh masuk ke kondisi relaksasi yang dalam, menstimulasi gelombang otak, dan memulihkan keseimbangan emosional. Bukan sekadar mendengarkan musik biasa, tapi benar-benar “merendam” diri dalam frekuensi suara yang dirancang secara khusus untuk menyembuhkan.

Menurut banyak praktisi, suara punya kemampuan unik untuk mempengaruhi sistem saraf kita. Getarannya bisa masuk lewat indera pendengaran lalu diterjemahkan oleh otak sebagai sinyal ketenangan. Maka nggak heran, banyak orang merasa lebih tenang, ringan, bahkan seperti baru bangun dari tidur panjang setelah sesi sound healing.

Mengapa Semakin Banyak Orang Tertarik?

Alasan utamanya simpel: praktis dan terasa langsung efeknya. Di zaman yang serba cepat, banyak orang nggak punya waktu (atau energi) buat ikut terapi rutin ke psikolog atau ikut kelas meditasi panjang. Sound healing memberikan alternatif yang bisa dinikmati kapan saja—baik lewat sesi langsung maupun audio digital di rumah.

Apalagi bagi generasi muda—yang sering merasa overwhelmed tapi nggak tahu harus ngapain—sound healing menawarkan ruang “diam” yang jarang mereka dapatkan. Cukup duduk atau berbaring, tutup mata, lalu dengarkan. Tanpa tuntutan. Tanpa ekspektasi.

Studi yang dipublikasikan di Journal of Evidence-Based Integrative Medicine (2016) bahkan menunjukkan bahwa terapi dengan Himalayan singing bowl selama 60 menit dapat secara signifikan mengurangi stres, ketegangan, kemarahan, dan kelelahan. Ini tentu jadi angin segar, terutama bagi mereka yang mencari pendekatan holistik dan non-obat dalam mengatasi tekanan hidup.

Apakah Sound Healing Cocok untuk Semua Orang?

Secara umum, sound healing termasuk terapi yang aman dan minim risiko. Tapi tentu saja, pengalaman setiap orang bisa berbeda. Ada yang merasa langsung rileks, ada juga yang butuh beberapa sesi untuk bisa “nyambung” dengan frekuensi suara tertentu.

Sound healing juga bisa jadi tambahan bermanfaat untuk terapi lain. Misalnya untuk kamu yang sedang dalam proses pemulihan mental atau pengobatan medis, terapi suara bisa jadi pelengkap untuk membantu tubuh lebih tenang dan responsif terhadap penyembuhan.

Namun tetap penting untuk mendapatkan edukasi dari sumber yang terpercaya. Dalam hal ini, peran tenaga kesehatan seperti apoteker, terapis, hingga komunitas edukatif sangat penting dalam mengarahkan masyarakat untuk mencoba terapi-terapi pelengkap dengan cara yang aman.

Seperti yang dilakukan oleh Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) melalui situs pafiklungkungnews.org. Mereka aktif memberikan edukasi tentang berbagai metode penunjang kesehatan, termasuk pendekatan holistik dan preventif, seperti terapi suara. Di tengah gempuran tren kesehatan digital, PAFI hadir sebagai jembatan antara ilmu kesehatan dan praktik keseharian yang bisa dipahami masyarakat luas.

Bisa Dicoba di Rumah, Kok!

Salah satu hal menarik dari sound healing adalah kamu bisa mulai coba sendiri di rumah. Banyak platform musik dan YouTube menyediakan sound bath session atau audio healing dengan berbagai durasi dan frekuensi—mulai dari suara alam, 432Hz untuk relaksasi, hingga 528Hz yang sering disebut sebagai “frekuensi cinta dan penyembuhan”.

Tips buat kamu yang mau coba:

  • Cari waktu yang tenang, misalnya malam hari sebelum tidur atau pagi hari sebelum aktivitas.
  • Gunakan headphone untuk kualitas suara yang lebih imersif.
  • Ciptakan suasana nyaman: lampu redup, aroma terapi, dan posisi tubuh yang rileks.
  • Dengarkan dengan niat untuk melepas beban, bukan untuk “menghakimi” apakah kamu merasa efek atau tidak. Be present.

Kalau ingin pengalaman yang lebih dalam, kamu juga bisa ikut sesi sound healing langsung di studio yoga, sanggar meditasi, atau event wellness yang makin banyak bermunculan di kota-kota besar.

Sound Healing: Tren Sementara atau Jalan Hidup Baru?

Memang, sound healing masih tergolong sebagai alternatif dalam dunia terapi. Tapi justru di situlah keunikannya—terapi ini nggak memaksa, nggak menghakimi, dan sangat personal. Meskipun awalnya hanya sekadar coba-coba, banyak orang akhirnya menjadikannya sebagai bagian dari rutinitas self-care mingguan.

Apakah ini tren sementara? Bisa jadi. Tapi selama manfaatnya nyata dan tidak berbahaya, tren ini patut diapresiasi dan dijadikan alat bantu untuk melawan stres modern. Dan yang terpenting, kita jadi semakin sadar bahwa healing nggak harus selalu rumit. Kadang, cukup dengan duduk diam dan mendengarkan, tubuh dan jiwa kita sudah merasa lebih utuh.

Jadi, kamu tertarik buat coba sound healing juga?

Baca Juga

Sedang Trending

Konten Menarik