Ngobrol Games – Mukbang, fenomena di mana individu mengonsumsi makanan dalam jumlah besar sambil disiarkan secara langsung atau direkam untuk ditonton banyak orang, telah menjadi tren yang mendunia. Berawal dari Korea Selatan pada tahun 2009, mukbang kini merajai berbagai platform media sosial dan menarik perhatian jutaan penonton. Bagi para kreator, mukbang bukan sekadar hobi, tetapi juga sumber penghasilan yang signifikan. Namun, di balik popularitasnya, terdapat risiko kesehatan yang mengintai para pelaku mukbang.
Salah satu contoh tragis adalah Efecan Kultur, seorang kreator mukbang berusia 24 tahun dari Turki, yang meninggal dunia akibat komplikasi terkait obesitas. Kultur dikenal karena video-videonya yang menampilkan konsumsi makanan dalam jumlah besar. Sebelum meninggal pada Maret 2025, ia sempat dirawat di rumah sakit selama tiga bulan karena mengalami memar dan kesulitan bernapas. Kisahnya menjadi peringatan akan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh praktik mukbang yang ekstrem.
Risiko Kesehatan dari Mukbang
Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar secara rutin dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Obesitas adalah salah satu risiko utama yang dapat memicu penyakit serius seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, dan gangguan tidur seperti sleep apnea. Selain itu, pola makan berlebihan dapat menyebabkan gangguan mood dan masalah psikologis lainnya. Dalam beberapa kasus ekstrem, praktik mukbang telah menyebabkan kematian mendadak akibat komplikasi kesehatan yang ditimbulkannya.
Dilema Antara Popularitas dan Kesehatan
Banyak kreator mukbang tergiur oleh popularitas dan potensi penghasilan yang besar. Beberapa di antaranya bahkan mampu meraup pendapatan hingga ribuan dolar per video. Namun, tekanan untuk terus menghasilkan konten menarik seringkali membuat mereka mengabaikan kesehatan pribadi. Konsumsi kalori yang berlebihan dan pilihan makanan yang tidak sehat menjadi bagian dari rutinitas demi mempertahankan jumlah penonton dan pendapatan.
Peran Edukasi dalam Menanggulangi Risiko Mukbang
Dalam menghadapi fenomena ini, edukasi mengenai pola makan sehat menjadi krusial. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), salah satunya melalui situsnyanya pafisamosirkab.org berperan aktif dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya konsumsi makanan yang seimbang dan risiko dari praktik makan berlebihan seperti mukbang. Melalui berbagai program edukasi, PAFI berupaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan melalui pola makan yang tepat.
Langkah Menuju Pola Makan Sehat
Bagi kreator konten dan penonton, penting untuk memahami bahwa kesehatan harus selalu menjadi prioritas. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan sambil tetap menikmati konten mukbang:
- Penerapan Batasan Konsumsi: Kreator dapat menetapkan batasan jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi dalam setiap sesi mukbang untuk menghindari dampak negatif pada kesehatan.
- Promosi Pola Makan Seimbang: Menggunakan platform mereka untuk mengedukasi penonton tentang pentingnya gizi seimbang dan variasi makanan sehat.
- Konsultasi dengan Profesional Kesehatan: Sebelum memulai atau melanjutkan praktik mukbang, kreator disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau profesional kesehatan guna memahami risiko dan cara memitigasinya.
- Peningkatan Kesadaran Penonton: Penonton juga harus kritis dalam mengonsumsi konten mukbang dan tidak menjadikannya sebagai referensi pola makan sehari-hari.
Fenomena mukbang memang menawarkan hiburan dan sensasi tersendiri bagi penonton dan kreatornya. Namun, penting untuk selalu mempertimbangkan dampak kesehatan yang mungkin timbul. Edukasi dan kesadaran akan risiko yang ada dapat membantu mencegah konsekuensi negatif dari tren ini. Untuk informasi lebih lanjut mengenai kesehatan dan edukasi terkait, Anda dapat mengunjungi pafisimalungunkab.org yang menyediakan berbagai artikel dan sumber daya bermanfaat.