Ngobrol Games – Dalam beberapa dekade terakhir, industri game telah mengalami perkembangan pesat yang mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi. Bermain game, yang dulunya hanya dianggap sebagai aktivitas rekreasional sederhana, kini telah menjelma menjadi fenomena global dengan jutaan pemain di seluruh dunia. Game bukan lagi sekadar hiburan, tapi juga sumber pendapatan bagi banyak orang, terutama dengan munculnya esports, streamer, dan konten kreator di platform seperti YouTube dan Twitch. Namun, di balik semua kemewahan dan kesenangan yang ditawarkan, ada satu sisi gelap yang terus menjadi perhatian adalah kecanduan game.
Kecanduan game bukanlah istilah baru. Banyak orang, terutama anak muda, merasa sulit melepaskan diri dari dunia maya yang ditawarkan oleh game. Jam demi jam berlalu tanpa disadari, dan yang awalnya hanya bermain “sebentar” bisa berubah menjadi berjam-jam di depan layar. Fenomena ini memunculkan pertanyaan: mengapa begitu sulit untuk berhenti bermain game, bahkan ketika kita sadar akan dampak negatifnya?
Game Modern dan Rancangannya yang “Menghipnotis”
Salah satu alasan utama mengapa game begitu membuat ketagihan adalah desainnya. Game modern dirancang dengan teliti untuk mempertahankan perhatian pemain selama mungkin. Elemen-elemen seperti misi harian, pencapaian, dan hadiah dalam game membuat pemain terus-menerus terdorong untuk kembali. Progression loop atau lingkaran kemajuan ini memberi perasaan pencapaian yang instan. Setiap kali kita menyelesaikan misi atau naik level, otak kita melepaskan dopamin, hormon yang memberikan sensasi kepuasan. Hal ini membuat kita ingin terus meraih lebih banyak pencapaian dan merasa sulit untuk berhenti.
Game juga sering kali menyertakan elemen kompetitif, terutama dalam game online multiplayer seperti MOBA atau Battle Royale, yang membuat pemain terpacu untuk menjadi yang terbaik. Tidak hanya itu, perasaan “takut tertinggal” atau FOMO (Fear of Missing Out) juga mendorong banyak orang untuk terus bermain. Misalnya, game-game dengan event musiman atau konten eksklusif yang hanya bisa diakses dalam waktu terbatas menciptakan urgensi untuk bermain lebih sering.
Pelarian dari Realitas
Selain desain game itu sendiri, alasan lain yang membuat banyak orang sulit berhenti bermain adalah fungsi game sebagai pelarian dari realitas. Hidup kita di dunia nyata bisa penuh dengan tekanan—pekerjaan, sekolah, masalah keluarga, atau hubungan sosial yang rumit. Dalam situasi seperti ini, game menjadi cara mudah untuk “melarikan diri”. Dunia game menawarkan realitas alternatif di mana kita bisa mengendalikan segalanya, meraih prestasi, dan merasa dihargai—sesuatu yang mungkin sulit kita dapatkan di kehidupan nyata.
Dalam dunia game, kita bisa menjadi siapa saja: seorang pahlawan yang menyelamatkan dunia, seorang pejuang yang tak terkalahkan, atau bahkan seorang pembangun yang menciptakan kota impian. Identitas dan peran yang kita adopsi dalam game memberikan rasa kepuasan dan kebanggaan, yang mungkin tidak kita temukan di luar sana. Hal ini membuat banyak orang lebih memilih untuk tetap berada dalam dunia maya, daripada harus kembali menghadapi realitas.
Dampak Sosial dan Komunitas dalam Game
Di zaman sekarang, bermain game tidak lagi merupakan aktivitas yang dilakukan sendirian. Dengan adanya game online multiplayer, banyak pemain yang merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas global. Interaksi sosial di dalam game, baik melalui obrolan dalam game maupun melalui platform media sosial terkait, memberikan rasa keterikatan dan kebersamaan yang mendalam. Dalam beberapa kasus, hubungan yang terjalin dalam game bisa terasa lebih kuat daripada hubungan di dunia nyata.
Hal ini membuat beberapa orang sulit berhenti bermain, karena mereka merasa “terikat” dengan komunitas yang mereka temukan di dalam game. Ketika seseorang memutuskan untuk berhenti, ada rasa kehilangan, baik dari segi pencapaian pribadi maupun dari hubungan sosial yang telah terbentuk.
PAFI dan Perannya dalam Edukasi Kesehatan Digital
Dalam upaya menangani kecanduan game dan berbagai dampaknya, edukasi menjadi salah satu pendekatan yang paling penting. Salah satu organisasi yang memiliki peran besar dalam mengedukasi masyarakat, termasuk tentang dampak kecanduan teknologi, adalah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI). PAFI secara aktif memberikan edukasi mengenai kesehatan, termasuk dalam kaitannya dengan penggunaan teknologi dan dampak negatif yang bisa ditimbulkan, seperti kecanduan game.
Melalui berbagai program, PAFI tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik tetapi juga mental. Mereka memberikan pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana teknologi, jika digunakan secara berlebihan, bisa mengganggu keseimbangan hidup. Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai peran mereka dalam edukasi ini, Anda bisa mengunjungi situs resmi mereka di pafibiaknumfor.org.
Bagaimana Cara Berhenti?
Jika Anda merasa sudah terlalu terjebak dalam dunia game dan sulit untuk berhenti, jangan khawatir. Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi dampak kecanduan game secara bertahap:
1. Tetapkan Batas Waktu Bermain
Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi kebiasaan bermain game adalah dengan menetapkan batas waktu yang jelas. Cobalah untuk menetapkan jam bermain dan patuhi aturan tersebut. Aplikasi seperti Screen Time di iOS atau Digital Wellbeing di Android dapat membantu memantau dan mengatur waktu bermain.
2. Temukan Kegiatan Alternatif
Cari aktivitas lain yang bisa memberikan kesenangan serupa tanpa harus terjebak dalam layar. Misalnya, olahraga, membaca, atau bahkan berkumpul dengan teman-teman secara fisik bisa menjadi alternatif yang sehat untuk menggantikan waktu bermain game.
3. Batasi Game dengan Elemen Kompetitif
Game kompetitif, seperti MOBA atau Battle Royale, bisa sangat adiktif karena sifatnya yang mendorong pemain untuk terus memperbaiki diri. Cobalah untuk mengurangi intensitas bermain game-game seperti ini dan fokus pada game dengan konten yang lebih kasual dan tidak kompetitif.
4. Cari Dukungan
Tidak ada salahnya untuk mencari dukungan, baik dari keluarga, teman, atau bahkan profesional jika merasa kecanduan game sudah terlalu mengganggu. Berbicara tentang masalah ini dengan orang lain bisa membantu Anda menemukan solusi dan motivasi untuk berubah.
Kecanduan game adalah fenomena yang nyata dan semakin banyak orang yang terjebak dalam lingkaran ini. Dengan desain game yang semakin canggih, pelarian dari realitas yang ditawarkan, serta interaksi sosial di dalamnya, sulit rasanya untuk benar-benar berhenti bermain. Namun, dengan pemahaman yang lebih baik tentang dampaknya, serta langkah-langkah yang tepat, kita bisa mengendalikan kebiasaan ini dan menemukan keseimbangan antara dunia nyata dan virtual.
Ingatlah, bermain game pada dasarnya adalah hiburan yang sehat jika dilakukan dengan bijak. Tetapi ketika game mulai mengendalikan hidup kita, itulah saatnya untuk mengambil langkah mundur dan mengevaluasi ulang kebiasaan kita.