Ngobrol Games – Seorang pemain profesional League of Legends (LoL) yang pernah tampil luar biasa, namun kemudian kehilangan performa, sering kali menjadi bahan spekulasi penonton. Penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari usia, keterampilan, hingga cedera. Namun, banyak kasus yang sebenarnya disebabkan oleh kesadaran dan sikap pemain itu sendiri.
Saat ini, banyak pemain profesional LoL yang menetapkan tujuan utama seperti memenangkan kejuaraan domestik, mendominasi Mid-Season Invitational (MSI), atau meraih gelar juara dunia. Setelah tujuan ini tercapai, rasa puas diri dapat menyebabkan kelalaian yang mengakibatkan penurunan performa seiring waktu. Salah satu contoh nyata dari fenomena ini adalah mantan Juara Dunia, Lwx, yang telah menjadi sorotan setelah mendapat kritik dari mantan rekannya.
Kisah Karir Lwx FPX
Berdasarkan penelitian dari 12bеt аꓲtеrոаtіf, Lwx, yang merupakan ADC terbaik saat bersama FunPlus Phoenix (FPX) dan anggota paling lama setelah kemenangan Kejuaraan Dunia 2019, kini menjadi contoh klasik dari penurunan performa akibat kelalaian. Dalam sesi berbagi baru-baru ini saat mempersiapkan comeback potensial pada tahun 2025, Doinb – mantan rekan setim Lwx di FPX – memberikan wawasan tentang kebiasaan buruk Lwx.
Penyebab Utama Penurunan Performa Lwx
Doinb menyatakan, “Lwx memiliki bakat alami dalam bermain game. Tapi dia memiliki kebiasaan buruk, yaitu malas. Setelah pertandingan, dia akan asyik bermain game mobile atau scrolling di ponselnya sepanjang hari, hanya bermain 2-3 game ranked.”
Selain itu, mantan mid-laner juara dunia 2019 tersebut mengungkapkan bahwa Lwx tidak pernah berani lalai saat mereka masih satu tim. Tidak peduli di mana mereka berada, Lwx selalu memberi tahu Doinb jika dia tidak bisa berlatih. Doinb menekankan, “Lwx memang berbakat, tapi dia benar-benar malas.”
Kemalasan adalah “musuh” hampir semua orang, tidak hanya pemain profesional LoL. Namun, dalam pekerjaan dengan rentang karier yang pendek dan lingkungan eliminasi tinggi seperti LPL, tidak mengherankan jika meskipun menunjukkan performa yang layak di awal 2024, Lwx kini menemukan dirinya tanpa tim.
Saat ini, Lwx tampaknya menjadi pemain yang paling berjuang dari masa kejayaan FPX. Sebelum Lwx, TheShy juga pernah mengalami periode mengabaikan latihan dan game ranked. Namun, “Dewa Top” berhasil memulihkan performanya. Perbedaannya, TheShy mendapat dukungan maksimal dan selalu menjadi target tim-tim top. Sedangkan Lwx, jika tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, kariernya mungkin berada di ambang kehancuran.
Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Karier Lwx
Perjalanan karier Lwx dapat dijadikan pelajaran bagi pemain profesional lainnya. Kemampuan alami dan bakat memang penting, tetapi sikap dan disiplin adalah kunci utama untuk mempertahankan performa di level tertinggi. Lwx yang pernah berada di puncak dunia kini harus menghadapi kenyataan pahit akibat kebiasaan buruknya sendiri.
Banyak pemain muda yang bercita-cita menjadi profesional, dan kisah Lwx dapat menjadi pengingat bahwa kesuksesan tidak hanya tentang mencapai puncak, tetapi juga tentang bagaimana tetap bertahan di sana. Setiap pemain harus terus mengasah keterampilan dan menjaga mentalitas juara, karena persaingan di dunia pro sangat ketat dan tidak ada tempat untuk kemalasan.
Dalam wawancaranya, Doinb juga memberikan saran kepada pemain muda, “Jika Anda ingin menjadi yang terbaik, Anda harus bekerja lebih keras dari yang lain. Bakat alami hanya akan membawa Anda sejauh ini, tetapi kerja keras dan dedikasi adalah yang membuat perbedaan.”
Lwx masih memiliki kesempatan untuk mengubah nasibnya. Dengan potensi comeback pada tahun 2025, ia bisa membuktikan bahwa dirinya masih layak berada di puncak. Namun, ini akan membutuhkan perubahan besar dalam pendekatan dan sikapnya terhadap latihan dan komitmen sebagai pemain profesional.
Kisah Lwx adalah refleksi dari banyaknya tantangan yang dihadapi oleh para pemain eSports. Mereka tidak hanya harus bersaing dengan lawan di dalam game, tetapi juga harus menghadapi diri mereka sendiri, melawan rasa puas diri, dan terus mendorong batas kemampuan mereka. Dunia eSports adalah dunia yang dinamis dan selalu berubah, dan hanya mereka yang benar-benar berdedikasi yang akan bertahan.
Sebagai penutup, perjalanan karier Lwx memberikan banyak pelajaran berharga bagi komunitas eSports. Talenta memang membawa seseorang ke puncak, tetapi tanpa kerja keras dan disiplin, mempertahankan posisi tersebut akan menjadi tantangan yang sangat sulit. Mari kita berharap Lwx dapat menemukan kembali semangat dan disiplin yang diperlukan untuk kembali bersinar di panggung League of Legends.