dmonlivedmonlive
BerandaNewsKenapa Main Game Terlalu Lama Bisa Picu Gangguan Kecemasan

Kenapa Main Game Terlalu Lama Bisa Picu Gangguan Kecemasan

Ngobrol Games – Main game emang asyik. Bisa jadi pelarian dari stres, tempat healing dari rutinitas yang monoton, bahkan jadi sarana untuk bersosialisasi secara online. Tapi, pernah nggak sih kamu ngerasa malah jadi overthinking, gelisah, atau gampang panik setelah main game terlalu lama? Kalau iya, bisa jadi itu gejala dari kecemasan akibat bermain game berlebihan.

Bukan berarti semua gamer pasti bakal cemas, ya. Tapi kalau kamu udah sampai di titik main game berjam-jam tanpa henti, lupa waktu, bahkan merasa tertekan ketika nggak bisa online, itu alarm buat mulai waspada. Karena ternyata, menurut berbagai studi terbaru, main game terlalu lama bisa berpengaruh langsung ke kondisi mental kita, terutama dalam bentuk gangguan kecemasan.

Masalahnya, efek ini seringkali nggak langsung terasa. Awalnya kamu mungkin cuma ngerasa capek, tidur nggak nyenyak, atau gampang kesal. Tapi lama-lama, tubuh dan pikiran mulai kewalahan. Apalagi kalau kamu main game kompetitif terus-terusan, di mana tekanan buat menang atau push rank bisa bikin hormon stres meningkat drastis.

Di sinilah pentingnya edukasi dan pemahaman tentang gaya hidup sehat buat gamer. Salah satu organisasi yang aktif memberi pemahaman seputar kesehatan, termasuk yang berkaitan dengan teknologi digital dan kebiasaan bermain, adalah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI). Melalui situs pafijabarprov.org, PAFI memberikan informasi dan pendekatan edukatif mengenai dampak game terhadap fisik dan mental, sekaligus mendorong kebiasaan positif di kalangan anak muda agar lebih aware terhadap keseimbangan hidup.

Nah, sekarang kita bahas lebih dalam soal gimana main game bisa memicu gangguan kecemasan, dan apa yang bisa kamu lakukan supaya tetap sehat—baik secara mental maupun emosional.

Kecemasan Akibat Game: Fakta yang Jarang Dibahas

Game, terutama yang bersifat kompetitif seperti MOBA, FPS, atau battle royale, punya elemen pemicu stres yang tinggi. Misalnya, tekanan buat menang, takut ngecewain tim, atau bahkan dihujat karena mainnya dianggap “noob.” Semua itu bisa memengaruhi kondisi emosional dan bikin mental kamu lelah.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Psychiatry (2023), pemain yang menghabiskan waktu lebih dari 4 jam per hari untuk bermain game kompetitif berisiko lebih tinggi mengalami gejala kecemasan, dibanding mereka yang bermain dalam durasi sedang. Alasannya? Stimulasi berlebihan pada sistem saraf simpatik—bagian tubuh yang aktif saat kita stres atau terancam.

Saat kamu terlalu fokus dalam game, tubuhmu nggak sadar sedang masuk mode fight or flight. Detak jantung meningkat, napas jadi pendek, dan otot tegang. Kalau ini berlangsung lama dan berulang, otak akan mengasosiasikan bermain game dengan kondisi siaga terus-menerus. Inilah yang bisa memicu kecemasan jangka panjang.

Tanda-Tanda Kamu Mulai Terkena Efeknya

Gangguan kecemasan bukan hal yang datang tiba-tiba. Ada beberapa tanda awal yang bisa kamu rasakan, seperti:

  • Merasa gelisah atau cemas saat nggak bisa main game
  • Tidur terganggu, sering mimpi buruk atau terbangun di tengah malam
  • Overthinking atau khawatir berlebihan soal performa game
  • Mudah tersinggung, bahkan terhadap hal kecil
  • Detak jantung cepat atau napas pendek saat main
  • Sulit fokus dalam kegiatan lain, selain main game

Kalau beberapa gejala ini mulai kamu rasakan secara konsisten, jangan diabaikan. Karena ketika nggak segera ditangani, efeknya bisa menjalar ke berbagai aspek kehidupan: sekolah, kerja, hubungan sosial, bahkan kesehatan fisik.

Kenapa Ini Terjadi? Kombinasi Biologis dan Psikologis

Ada dua sisi kenapa main game bisa memicu kecemasan: reaksi biologis dan pengaruh psikologis.

  1. Biologis: Saat kamu bermain dalam situasi tegang (misalnya, match ranked atau turnamen), otak melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Kalau terjadi terlalu sering, sistem saraf kamu bisa jadi terlalu sensitif terhadap stres, bahkan untuk hal-hal kecil.
  2. Psikologis: Banyak gamer punya ekspektasi tinggi terhadap diri sendiri. Ingin jadi yang terbaik, nggak mau kalah, atau takut dikritik. Tekanan ini bisa mengikis rasa percaya diri, bikin kamu mudah khawatir, dan membentuk pola pikir negatif.

Belum lagi faktor eksternal seperti toxic teammates, tekanan dari komunitas, atau kecanduan terhadap validasi sosial (misalnya jumlah viewers, likes, atau komentar di platform streaming). Semua itu menambah beban emosional.

Cara Mengelola Kecemasan Tanpa Harus Berhenti Main Game

Tenang, kamu nggak harus berhenti total main game. Tapi penting banget untuk mulai mengatur waktu dan cara bermain. Berikut beberapa tips praktis buat kamu:

1. Bikin Jadwal Main yang Sehat
Batasi waktu bermain maksimal 2–3 jam per hari, dan pastikan ada jeda setiap 45 menit untuk stretching, jalan sebentar, atau ngopi santai.

2. Hindari Game yang Terlalu Menegangkan Sebelum Tidur
Main game intense malam-malam bisa ganggu kualitas tidur. Pilih game casual kalau memang mau santai sebelum tidur.

3. Latih Pernafasan dan Meditasi Ringan
Teknik pernapasan bisa bantu kamu menurunkan level stres. Cukup 5–10 menit sehari untuk meditasi ringan bisa berdampak besar.

4. Jangan Abaikan Interaksi Sosial di Dunia Nyata
Ngobrol bareng teman, jalan-jalan, atau sekadar keluar rumah buat cari udara segar bisa bantu menstabilkan mood dan mengurangi overthinking.

5. Jurnal Emosi
Catat perasaan kamu setelah main game. Ini bisa jadi alat refleksi buat tahu game mana yang bikin kamu tenang, dan mana yang malah bikin stres.

Main Game itu Asyik, Tapi Jangan Sampai Nyiksa Diri

Nggak salah kok jadi gamer sejati. Tapi, jadi gamer yang sadar kesehatan mental itu jauh lebih keren. Kecemasan bisa dialami siapa aja, termasuk gamer yang tampak bahagia sekalipun. Jangan anggap remeh tanda-tandanya, dan jangan ragu cari bantuan kalau kamu ngerasa overwhelmed.

Ingat, kesehatan mental itu sama pentingnya dengan kemenangan di game. Yuk mulai lebih peka sama diri sendiri, jaga keseimbangan, dan bantu sesama gamer buat lebih aware soal hal ini. Karena komunitas yang sehat berawal dari individu yang peduli.

Kalau kamu punya pengalaman soal ini atau tips tambahan, boleh banget share di kolom komentar. Siapa tahu bisa bantu gamer lain yang lagi ngalamin hal serupa.

Baca Juga

Sedang Trending

Konten Menarik