Surabaya kini ramai dengan e-sport. Anak muda di sini mulai lihat potensi karier di game, jadi streamer, atau analis. Main game bukan cuma buat senang-senang, tapi bisa jadi kerjaan yang hasilkan uang.
Kota ini kasih peluang yang lumayan bagus. Gaming club bermunculan satu demi satu, turnamen diadakan rutin, bahkan ada pusat pelatihan. Perusahaan teknologi seperti Infinix meluncurkan program pelatihan langsung di sekolah – Gaming Akademia sudah berjalan di SMA Kristen Petra II.
Ngomong-ngomong soal dukungan informasi, itu penting banget. Platform seperti Parimatch News dan sejenis terus publish materi fresh tentang turnamen, patch, game baru. Jadi lebih mudah tahu tren terbaru dan seluk-beluk industri.
Apa yang dikerjakan pemain lokal:
- Kompetisi Dota 2, Mobile Legends, Valorant – disiplin utama di sini.
- Streaming di YouTube atau Twitch, bahkan beberapa pelajar sudah punya audiens.
- Kerja sebagai coach dan manajemen tim.
- Bikin konten edukatif – guide, analisis pertandingan.
Beberapa pemain bahkan menghasilkan lebih banyak dari teman-teman mereka yang kerja paruh waktu. Jujur, ini membuat orang tua jadi lebih menghargai e-sport.
Gaming Akademia – Cara Baru Belajar

But there’s more to it. Penyelenggara fokus bukan cuma skill bermain aja. Sergio Ticoalu dari Infinix Indonesia bilang terus terang: yang utama itu sikap dan mentalitas yang benar. Di e-sport banyak banget toxic behavior, trolling, bullying pemain baru. Program ini ngajarin cara hadapi semua itu.
Kepala sekolah SMA Kristen Petra II, Elisabeth Dian Pujilestari, mendukung idenya:
- Program sesuai dengan pendekatan holistik sekolah terhadap pendidikan.
- Mengembangkan bukan hanya skill gaming tapi juga kecerdasan emosional.
- Bantu siswa pahami prioritas – sekolah tetap nomor satu.
- Dukung kampanye anti-bullying yang sudah jalan di sekolah.
Gaming Akademia sebelumnya sudah ada di Jakarta sama Bandung. Surabaya jadi kota pertama di Jawa Timur yang jalanin proyek ini. Sort of menunjukkan kalau kota ini memang jadi titik penting di peta e-sport nasional.
Yang Sebenarnya Menunggu Para Pemain
E-sport buka pintu peluang, tapi butuh usaha keras. Ini realitanya:
- Persaingan ketat banget – ribuan pemain berebut tempat di tim kuat.
- Belajar terus-menerus wajib hukumnya karena game di-update tiap patch.
- Kesehatan kena dampak dari sesi berjam-jam: mata, punggung, pergelangan tangan.
- Penghasilan nggak stabil di awal karier.
- Lingkungan toxic di game online bisa pengaruhi mental.
Still, jalur ini menarik buat anak muda. Kota kasih basis awal, teknologi bikin akses ke pengetahuan jadi gampang, program edukasi ngajarin pendekatan yang bener dari awal.
Buat banyak orang di Surabaya, e-sport udah jadi bagian hidup. Ada yang sampai level profesional, ada yang tetep amateur. But that’s the thing – sekarang setidaknya ada pilihan yang lima tahun lalu nggak ada. Dan pilihan ini diambil secara sadar, dengan paham kalau gaming bukan cuma hiburan tapi juga tanggung jawab.